Uncategorized
GECOK
Setiap daerah mempunyai ciri khas kuliner lokalnya masing-masing dari segi rasa, bentuk, warna bahkan cara memasak dan penyajiannyapun begitu beragam. Kuliner merupakan sebuah representatif sosial dan budaya setempat, begitupun di Sajira dengan kuliner Gecok nya.
Gecok adalah satu hidangan otentik Sajira dengan bumbu sederhana, istilah gecok sendiri singkatan Sunda dari kata Geget Dan Cokot jika diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia sama artinya dengan kata Gigit dan Ambil. Istilah ini diambil dari cara bagaimana hidangan tersebut disantap.
Komposisi dari kuliner yang satu ini cukup sederhana rempah yang dipakai untuk memasaknya pun terbilang familiar dan sering ditemukan ditempat bumbu dapur. Bahan utama kuliner Gecok yaitu dari daging Ayam Kampung berumur 4 bulan (mejehna Jajagon) yang dibelah dua dari bagian leher samping sampai ke bagian ekor atau sebutan sederhananya di potong Bakakak. Sedangkan untuk bumbunya menggunakan bawang merah, jahe, cikur, dan terasi terus digarang sampai aromatik wangi rempahnya keluar berbarengan dengan proses pemanggangan ayam bakakak tadi. Kuah dari kuliner ini berasal dari santan kelapa muda (mejehna Ulieun) pengambilan pati santannya menggunakan air matang karena tidak ada proses pemasakan setelah pemerasan.
Setelah rempah dan ayam bakakak matang ditandai dengan wangi harum dan permukaan daging sudah mulai menguning, kemudian rempah garangan dihaluskan dan dicampur dengan pati santan perasan awal sampai bumbu larut dengan kuah lalu disiramkan pada ayam bakakak yang sudah dipotong-potong, Gecok pun jadi.
Kuliner Gecok biasanya dihidangkan pada acara-acara tertentu saja seperti Khitanan, pernikahan atau kegiatan yang sipatnya selametan lainnya. Untuk kebutuhan ritual Gecok dihidangkan bersamaan dengan nasi liwet, sayur daun kelor, telor rebus dan minuman Tujuh rupa diantaranya kopi manis, kopi pahit, teh manis, teh tawar, air susu, air asam jawa dan air putih. Kuliner Gecok pantang untuk disantap sebelum selesai didoakan.
Ini merupakan sebuah kearifan lokal yang senantiasa harus di jaga dan dipelihara, pakem yang dibawanya adalah sebuah keunikan yang bisa dijadikan daya tarik wisata. Ngomong-ngomong saha anu ges pernah nyobaan Gecok Sajira ?
