Cilegon
Poktan Ketan Mas Tersingkir Oleh Kebijakan Pejabat BUMN dan Pemkot Cilegon
CILEGON,- klikviral.com – Kelompok Tani Ketan Mas yang berada di wilayah Lingkungan Masigit, Kelurahan Citangkil , Kecamatan Citangkil adalah salah satu kelompok tani yang sukses dengan hasil tani nya berupa jagung ungu dengan kualitas F1.
Akhmad Sobirin Ketua Kelompok Tani Masigit ( KetanMas ) menyampaikan keluhannya untuk pemerintah opd terkait, saat dikediaman nya kepada media klik viral mengatakan ” Kami ini adalah kepanjangan dari DKPP ( Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian ) jadi Ketua Kelompok, Masigit Citangkil, Senin (31/10/2022).
Ketua kelompok mendukung setiap program DKPP dan jalannya program DKPP pasti adanya Ketua Kelompok, dari itu saya mohon DKPP bisa memperhatikan Ketua Kelompok secara kinerjanya, jangan lalu kinerja ini seolah olah adanya di PPL(Penyuluh Pertanian Lapangan) saja.
Saya mohon semua itu supaya terintegrasi dan mestinya terbuka dari A sampai Z biar enak dan baik baik saja, karena kita saling mengetahui bukan saling salip dan saling menutup maka harapan ketua kelompok itu bisa bersinergi dengan DKPP bukan hanya kepada PPL nya.
Masih kata Sobirin yang terjadi di Kecamatan Citangkil justru program program DKPP adanya di PPL sehingga Ketua Kelompok ini kinerjanya sesuai dengan komando dari PPL itu, sementara DKPP mengeluarkan edaran, biasanya undangan paling seperti itu.
Masalah program terus terang saja kami tidak tahu DKPP punya program apa, misalnya ada PPL yang setiap bulan kita ngumpul, ya itu sifatnya monoton saja kecuali kalau ada verifikasi yang berkaitan dengan tahun 2022-2023 ada tambahan ketua kelompok atau anggota kelompok atau juga termasuk subsidi.
Subsidi ini untuk di Kecamatan Citangkil masalahnya ada di pelayanan pupuk subsidi, yang sangat susah untuk mendapatkannya ternyata bukan susah disistemnya tetapi susah dipasar atau ditokonya,ditoko yang lain baik baik saja tetapi toko yang melayani Kecamatan Citangkil kurang bagus dan ini sudah dibicarakan dengan PPL.
Kami Ketua Kelompok tidak tau juklak, juknis atau tupoksi dari PPL, sementara kami orang tani yang mini SDM nya taunya hanya macul,jadi dari situ kita tidak bisa menilai PPL ini baik atau tidak, namun tetap dari sekian tahun itu kan ada rekam jejak.
Dalam hal ini DKPP harus menggodok ketua kelompok untuk bersinergi dan kerja sama dengan PPL nya itu bagus tetapi kalau tidak sama dengan DKPP nya ya tidak bagus juga, karena ada sekat disitu, tentang hal ini sehingga kita tahu ini kurang bagus Bu PPL atau Pak PPL.
Yang sekarang maju itu ya tergantung dari kinerja atau kegiatan kelompok itu sendiri bukan majunya karena DKPP atau karena PPL nya yang hebat, sekarang Ketan Mas mati siapa yang mau menghidupkan apa kontribusi DKPP untuk Ketan Mas, masih kata Sobirin.
Saat Tanaman kami digilis oleh Beko kemana Dinas dinas itu, surat sekecilpun ngga ada yang datang ke kami dan saya sudah melacak ini ke Pak Walikota sampai demo kami lakukan, kompensasi yang kami terima itu terus terang tidak manusiawi kami punya sekian bukti pada saat padi kami yang sudah kuning di gilis oleh beko.
Lalu dimana kemanusiaan yang adil dan beradab apakah kita harus keluar dari Pancasila dan tidak pake Pancasila kalau UUD berikut nya saya tidak paham lagi.
Memang benar kami menumpang dasarnya kami menumpang karena ini tanah negara bukan milik perseorangan, kalau punya perseorangan saya harus minta ijin karena ini punya negara, kami hanya memanfaatkan lahan yang tidur menjadi lahan produktif tutup Sobirin.
NINA/ RG