Daerah

10 Jam Melaut, Ternyata Begini Cara Nelayan Bagan Menangkap Ikan

Published on

PANDEGLANG, klikviral.com – Bagan 10 Jam Melaut, Ternyata Begini Cara Nelayan Bagan Menangkap Ikan menjadi salah satu tumpuan mata pencaharian para nelayan di sepanjang Pesisir Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang, Banten. Jumat(26/5/2023). Alat tangkap ikan tradisional yang mirip seperti rumah kecil terapung itu dipakai oleh para nelayan untuk menjaring ‘cuan’ di tengah laut.

+

Diketahui, bagan terbuat dari bambu yang disusun sedemikian rupa agar bisa mengapung di tengah laut. Biasanya, bagan berbentuk segi empat, sementara di bagian bawahnya dipasang jaring atau waring.

Pada keempat sisi bagan tersebut terdapat bambu yang menyilang agar bagan itu bisa kokoh berdiri. Sementara, di tengahnya ada bangunan rumah sederhana berfungsi sebagai pelindung, menaruh lampu dan memantau ikan.

Juju(53th) nelayan bagan di Kecamatan Panimbang menceritakan bagaimana proses mencari ikan menggunakan bagan ini. Ia bersama kru 4-5 orang harus menempuh 2-3 mil ke tempat lokasi biasa ikan berkumpul.

“Kita biasa mulai tangkap ikan pakai bagan ini malam, sekitar jam 7 malam sampai jam 5 subuh. Kita bawa bagan ini pakai perahu nelayan ke tengah laut,” ujarnya kepada awak media beberapa waktu lalu.

Dia mengungkapkan ketika sampai ke lokasi penangkapan ikan maka lampu sorot dinyalakan untuk menarik perhatian ikan. Jaring biasa tidak langsung diturunkan hingga tiba saat ikan terlihat berkumpul di area bagan.

Nantinya, bagan tersebut akan bekerja secara pasif menarik ikan untuk masuk dalam jebakan rumah ikan atau jaring yang disiapkan. Setelah ikan berkumpul di jaring bagan, ia menggunakan mesin yang dibantu genset untuk menarik ikan tersebut.

Dalam semalam, bagan apung Juju(53th) biasa menjaring beberapa kali dengan target jenis ikan teri, cumi. Selain itu, ada juga ikan tongkol dan layang.

“Kalau cuaca sedang bagus, kita rata-rata bisa dapat 100 kg lebih ikan,” ungkapnya.

Diketahui, untuk membangun rumah bagan seperti ini terbilang tidak murah. Satu rumah bagan biasa memerlukan biaya puluhan juta tergantung besar kecilnya bagan yang dibangun.

Juju(52th) mengaku menghabiskan dana sekitar Rp 70 juta untuk membangun bagan tersebut. Modal dana ini ia dapat dari hasil pinjam Kupedes BRI. Kupedes BRI merupakan kredit yang bertujuan untuk mengembangkan usaha mikro.

“Alhamdulillah bagan ini angkat derajat masyarakat dan ekonomi di sini, yang tak ada kerja juga bisa ikut kerja, karena untuk satu bagan itu bawa 4-5 orang jadi untuk makan tak susah lah,” jelasnya

(YEN/RG)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version