PANDEGLANG, klikviral.com – Pemerintah Desa Tanjungjaya menggelar Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
Di aula Kantor Desa Tanjungjaya Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang, Banten. Untuk menggali permasalahan masyarakat terkait dengan kondisi dan layanan kesehatan di masyarakat.
Kepala Desa Tanjungjaya Astaka, saat membuka acara mengatakan, bahwa sebelum melaksanakan kegiatan MMD ini, pemerintah desa dan bidan desa terlebih dahulu melakukan survey dengan berkoordinasi kepada Ketua RT/ RW, PKK dan Kader Posyandu Desa.
“Kegiatan ini tujuannya adalah untuk mengetahui persoalan kesehatan yang terjadi di kalangan masyarakat, karena selama masyarakat belum bisa terbuka kepada pemerintah desa maupun bidan desa,” ujarnya Senin(16/01/23)
Hal ini diharapkan dengan adanya kegiatan musyawarah masyarakat desa seperti ini, apapun yang menjadi persoalan tentang kesehatan yang ada di masyarakat akan dapat diatasi dan diselesaikan secara bersama-sama
Musyawarah Masyarakat Desa ini bekerja sama dengan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Panimbang, dengan menghadirkan, Kepala Desa Tanjungjaya Astaka, Kepala Puskesmas Panimbang Wahyudin, Bhabinkamtibmas Polsek Panimbang Bripka Asep Risna, Koordinator Bidan Hj. Yatminah, bidan Susi, bidan Lusi, bidan parida, Fauzi, anggota TP PKK Desa, Kader Posyandu, perangkat desa, tokoh masyarakat serta masyarakat sekitar.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Panimbang Wahyudin melalui Koordinator Bidan Hj.Yatminah mengungkapkan, ada beberapa permasalahan kesehatan yang harus selesaikan di desa Tanjungjaya, di antaranya rendahnya cakupan Ibu hamil yang harusnya periksa kesehatan sebanyak 3x stelah melahirkan, penggunaan KB 1 bulan setelah melahirkan.
Serta, penderita hipertensi yang berobat masih rendah, bayi atau balita yang tidak dilakukan penimbangan setiap bulan, cara pengelolaan sampah rumah tangga, tanda penyakit HIV serta pengetahuan tentang desa siaga yang masih rendah.
Lebih lanjut, pada sesi kedua oleh petugas koordinator imunisasi bidan Deti, mengungkapkan bahwa pemberian imunisasi itu sangat penting diberikan kepada anak usia balita. Mengingat, dengan imunisasi seorang anak akan terhindar dari penyakit infeksi berbahaya, jadi mereka memiliki kesempatan beraktifitas seperti bermain, belajar tanpa terganggu masalah kesehatan.
“Tetapi hingga saat ini, saya masih menjumpai beberapa masalah-masalah dalam pemberian imunisasi kepada anak, diantaranya pemahaman orang tua yang masih kurang pada sebagian masyarakat, mitos salah tentang imunisasi, sampai jadwal imunisasi yang terlambat,” ungkapnya.
Ia berharap, tidak ada lagi penolakan terhadap pemberian imunisasi karena hal itu adalah tindakan yang merugikan orang lain. “Jika ada salah satu orang terkena penyakit tersebut maka orang lain atau disekitarnya bisa ikut terkena atau tertular penyakitnya,” katanya
(YEN/RG)