Uncategorized
Agus Yadi Menolak Nana Supiyana Jadi Sekda Banten
Klikviral.com – Tokoh Relawan juga koordinator Sekber Relawan Andra-Dimyati yang sudah membubarkan diri, Agus Yadi dengan tegas menolak Nana Supiyana Kepala BKD untuk jadi Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Banten.
Penolakan Agus Yadi ini, disebabkan terlalu banyaknya dukungan kepada Nana Supiyana. Karena dukungan-dukungan itu bakal mengganggu kerja Nana Supiyana jika terpilih jadi Sekda. Bukannya fokus bekerja sebagai Sekda, malah sibuk membalas budi dukungan.
“Sekda itu tidak dipilih rakyat. Juga tidak mensyaratkan adanya dukungan-dukungan. Jadi fungsinya dukungan-dukungan yang banyak itu, tidak lain menekan Gubernur agar memilih Nana jadi Sekda. Kok berani banget yah melakukan tekan-menekan opini publik ke Gubernur. Jangan-jangan, kalau sudah jadi, merasa lebih didukung rakyat timbang Gubernur. Merasa lebih powerful timbang Gubernur,” kata Agus Yadi.
Padahal, menurut Agus Yadi, Nana Supiyana fokus saja kerja sebagai PJ Sekda dan Kepala BKD. Nanti juga terlihat oleh Gubernur, layak tidak jadi Sekda definitif. Jangan malah ngobrol sana, ngobrol sini, lalu muncul dukungan di media.
“Umumnya, dukungan itu bukan tanpa pamrih. Dukungan itu penuh kepentingan. Kebayang kalau nanti Nana jadi Sekda… Waktunya habis disibukan meladeni para pendukungnya, bukan bekerja membantu Gubernur. Tidak sedikit loh organ-organ pendukung Nana. Instansi nasional juga ada. Lebih dari satu lagi,” ungkap Agus Yadi.
Di sisi lain, kinerja Nana Supiyana juga diragukan. Ketidak-becusan mengelola BKD, terpampang jelas. Mulai dari tata naskah dokumen hingga memanggil orang mati untuk ikut asesmen. Begitu pula dengan perencanaan keuangan, masa ada kegiatan operator komputer yang memakan biaya hingga ratusan juta. Atau sewa alat musik seharga belinya.
“Lebih merepotkan, Nana itu ketua ormas primodial atau kesukuan. Sedangkan Banten terdiri dari banyak suku. Ada Sunda, Jawa, Betawi, Lampung dan lainnya. Nah, kalau ketua ormas kesukuan jadi Sekda; yaaah gesek-gesek rasis dikit mah, kemungkinan muncul. Soalnya sekarang saja, di grup² WA sudah terlontar rasis. Dengan bahasa, Gubernur orang A… Walikota orang A… Pejabat anu orang A… Repot sudah,” papar Agus Yadi. (G)
