Pandeglang
Tradisi Qunutan di Banten, Warga Membuat dan Makan Ketupat pada 15 Ramadhan
PANDEGLANG, klikviral.com – Di Banten ada tradisi qunutan setiap tanggal 15 Ramadhan. Warga merayakannya dengan membuat ketupat untuk dihidangkan di masjid atau mushola. Khususnya di Desa Citeureup Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang, Banten. Rabu(5/4/23).
Tradisi ini dilakukan setiap tahun pada pertengahan bulan Ramadhan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT karena telah menjalani ibadah puasa hingga setengah bulan Ramadhan.
Tradisi yang diperkirakan ada sejak jaman Kesultanan Banten ini, antara lain masih dilakukan sebagian masyarakat di Serang, Lebak, dan Pandeglang.
Biasanya setelah memasuki pertengahan bulan Ramadhan atau pada 15 Ramadhan sebagian masyarakat Banten akan memperingati qunutan dengan ngupat atau membuat ketupat.
Ketupat sendiri adalah beras yang dimasak dan dibuat menggunakan daun kelapa muda sebagai bungkusnya. Bagian daun muda berwarna putih kekuningan atau yang biasa disebut dengan janur.
Selain ketupat ada juga leupeut. Leupeut ini dibuat dari beras ketan yang dicampur dengan kacang merah, kelapa parut, dan santan mentah. Kemudian dibungkus daun janur dengan bentuk memanjang. Atau dibungkus dengan daun kawung
Di pelosok kampung, warga sudah terbiasa membuat wadah ketupat atau urung ketupat. Daun kelapa mudanya diambil langsung dari pohon kelapa yang banyak tumbuh di kebun.
Kalau di wilayah perkotaan, warga jarang yang membuat. Cukup membeli di pasar tradisional, seperti di Pasar Rau dan Pasar Rangkasbitung.
Memasuki tanggal 15 Ramadhan ada pedagang yang menjual cangkang ketupat yang dipasok perajin cangkang ketupat dari kampung-kampung.
Biasanya cangkang ketupat dibanderol dengan harga Rp 5.000 setiap satu ikatnya.
Setelah beras dimasukkan ke dalam cangkang ketupat dari kelapa muda, kemudian direbus.
Untuk mendapatkan cita rasa yang semakin enak dan bertahan lama, merebus ketupat biasanya dilakukan di atas tungku menggunakan kayu bakar
Merebus ketupat memakan waktu kurang lebih selama 4 hingga 5 jam. Ketupat harus dalam keadaan terendam penuh supaya matang maksimal.
Setelah matang, ketupat disajikan dengan opor ayam, sambal, sambal kentang, bumbu kacang, atau dengan soto. Dengan sajian tersebut ketupat akan semakin enak kala disantap.
Setelah matang berikut lengkap dengan lauk pauknya, warga saling berbagi dengan tetangga. Kemudian membawa ke masjid atau mushola sebagai sedekah.
Ketupat ini ada yang dihidangkan dan dimakan bersama-sama pada saat buka puasa bersama di masjid. Ada juga yang selepas salat tarawih.
Sebelumnya, warga melakukan doa bersama. Bermunajat kepada Allah SWT agar dapat menunaikan ibadah puasa selama sebulan penuh dan dapat berjumpa dengan Idul Fitri.
Ketupat yang dibawa ke masjid selain dimakan bersama-sama, ada juga yang dibagikan kembali kepada para jemaah untuk di bawa pulang.
Tradisi qunutan dan berbagi ketupat, secara tidak langsung mentradisikan sedekah makanan setiap Ramadhan
(YEN/RG)